Selasa, 11 Desember 2012
Asal Muasal Neil Amstrong Ke Bulan
Kedigdayaan Amerika Serikat dalam perlombaan penjejahan luar angkasa dibuktikan saat tim Apollo 11 yang dipimpin Neil Armstrong berhasil menginjakkan kaki di Bulan pada 20 Juli 1969. Namun siapa sangka, Negeri Paman Sam sebelumnya berniat meledakkan satelit alami Bumi itu.
Mungkin terdengar seperti sebuah plot dalam novel sains fiksi, tapi ini nyata. AS di era Perang Dingin tahun 1950-an berniat meledakkan buklir di Bulan. Untuk memamerkan kekuatannya.
Gara-garanya, AS merasa kalah saat rivalnya, Uni Soviet berhasil meluncurkan pesawat Sputnik. Fisikawan Leonard Reiffel mengatakan, dengan melihat kilatan nuklir dari Bumi mungkin bisa mengintimidaasi Uni Soviet dan meningkatkan rasa percaya diri AS. Demikian yang ia sampaikan dalam sebuah wawancara dengan AP tahun 2000 lalu, seperti dimuat situs Daily Mail (25/11/2012).
Proyek rahasia itu diberi nama "A Study of Lunar Research Flights", studi riset penerbangan Bulan. Atau juga dikenal dengan Proyek A 119.
Rencana proyek itu memasukkan kalkulasi astronom, Carl Sagan, yang saat itu menjadi mahasiswa pascasarjana muda, tentang perilaku debu dan gas yang diakibatkan oleh ledakan tersebut.
Reiffel, saat ini berusia 85 tahun, dulunya adalah adalah penyelidik Armour Research Foundation, yang saat ini menjadi bagian Illinois Institute of Technology. Ia juga pernah menjabat sebagai wakil direktur NASA.
Sementara, Sagan, yang kemudian terkenal lewat acara sains populer di televisi meninggal dunia pada tahun 1996.
Salah satu penulis biografi, Sagan, mengatakan, ilmuwan itu pernah dituduh melakukan pelanggaran keamanan negara pada tahun 1959 setelah mengungkap proyek rahasia itu dalam sebuah aplikasi beasiwa. Atas persetujuan Reiffel.
Tak jadi dilakukan
Dalam skrenario proyek tersebut, misil yang membawa perangkat nuklir kecil akan diluncurkan dari sebuah lokasi rahasia, menempuh jarak 238.000 mil atau 383.023 km ke Bulan, lalu diledakkan.
Mengapa bom atom? Para ilmuwan memperkirakan, penggunaan bom hidrogen, misalnya, bakal terlalu berat untuk dibawa misil ke Bulan.
Reiffel mengatakan, program luar angkasa AS yang baru seumur jagung baru mungkin melaksanakan misi itu pada 1959, saat Angkatan Udara sudah mampu mengerahkan misil balistik antar-benua.
Namun, pada akhirnya, rencana itu tak jadi dilakukan. Sebab, para pejabat militer mempertimbangkan risiko bahaya bagi penduduk bumi, jika misi itu ternyata gagal. "Para ilmuwan juga menyampaikan kekhawatiran, Bulan akan terkontaminasi material radioaktif," kata Reiffel.
Saat dihubungi AP, Angkatan Udara AS menolak berkomentar soal rencana proyek masa lalunya itu.
http://news.liputan6.com/read/458899/saat-perang-dingin-as-berniat-mengebom-bulan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar